Kunci Jawaban

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 2

Daftar Isi

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 2

 Assalamualaikum Selamat datang kembali di fakta sejarah bagian 2 Leuweung sarebu lelembut dua hari kemudian setelah kehilangan Rara ini dia selengkapnya [Musik] kendaraan roda dua yang dikendarai Pak Hadi melesat kencang menerobos Malang dan kemacetan jalanan kota mana kala memasuki jam pulang kerja tujuannya adalah rumah rekan mengajarnya di sekolah yaitu Gamma segudang informasi sudah didapatkan tadi sudah dua hari juga setiap siang hari ia menemui Jaka dan maenda di rumahnya mendengarkan cerita mengenaskan malam itu yang menimpa Rara semua catatan yang ia tulis di dalam kertas sudah berada di saku jaketnya yang tidak lupa ia bawa Apalagi besok tugasnya sebagai pendidik di sekolah dasar akan segera dimulai lagi dari libur panjang semester namun masalah besar sudah berada di pundaknya sejak maenda dan Jaka meminta bantuan di depan rumah tujuannya sudah terparkir mobil yang biasa agama gunakan pintu gerbang tuanya sudah terbuka lebar 

KISAH MISTERI - LEWEUNG SAREBU LELEMBUT - PART 2

menyambut kedatangan Pak Hadi masuk saja Pak bawa motornya ke dalam triagama sudah berdiri di dekatnya lelaki berambut gondrong dengan wajah yang menyeramkan karena tidak sepertigama yang melemparkan senyum kepada Pak Hadi lelaki yang paha dikenal dengan panggilan Budi malah sebaliknya Maaf Gang tidak seharusnya kabar ini cepat sampai kepada kamu apalagi aku dengar dari kakek dudui kamu baru saja pulang dari luar kota ucap Hadi langsung duduk setelah Budi minggir cukup jauh dengan membawa kopi dan rokok katakan saja tidak apa-apa Pak Hadi aku juga kaget kabar hilangnya Rara ini ucap Gama terlihat Kondisinya masih setengah lemas tidak ada penculikan anak atau pertanda kejahatan kriminal di kampung Rara tinggal anehnya malam itu ketika sakit Rara hilang begitu saja terlebih kedua orang tuanya baru saja sore itu tiba ucap Pak Hadi menjelaskan suaranya didengar jelas juga oleh Budi Apa benar yang diceritakan pak Hadi sebelumnya perihal orang tuanya yang menjadi kaya mendadak tanya Gama sangat penasaran benar gam tapi jawab Pak Hadi dengan ketakutan katakan saja Pak bentak Budi tiba-tiba Budi ucap Gama melihat ke arah matanya Budi Gama Tahu betul kecemasan Apa yang sedang Budi rasakan terlebih di tanah kelahirannya itu ada yang membuka kembali pintu masuk menuju sebuah Leuweung yang amat sangat menyakitkan untuk Budi 


sedikitnya rasa tanggung jawab ada di benaknya saat ini ibu dan bapaknya melakukan cara lain untuk mendapatkan kemudahan terdengar kabar angin dari warga katanya datang ke arah barat sebuah Leuweung ini alamat rumah bapak dan ibunya Rara aku takut salah dan menjadi fitnah karena belum tahu kebenarannya lanjut Pak Hadi menjelaskan memberikan kertas kepada Gama Gamma tidak sempat membaca tulisan sebuah alamat dari dalam kertas itu langsung berdiri dan melangkah ke arah Budi yang sedang duduk Budi langsung menundukkan kepalanya rokok yang terjepit di antara jarinya itu ia simpan perlahan di atas asbak dengar aku bicara hanya mengagukan kepalanya ketika Gama singkirkan beberapa helai rambut gondrongnya itu agar bisa melihat wajah Budi Begitu juga dengan Pak Hadi yang heran pada tingkah Gama seperti sedang mengendalikan seekor harimau yang bisa jinak di tangannya jauh di sana ada seorang dan Pamannya yang sedang menanti cucu dan keponakannya pulang anak itu jauh lebih Malang nasibnya ditinggalkan hidup-hidup oleh orang tuanya Orang tuanya kembali ke rumah seketika anak itu hilang aku tahu rasanya hati kamu waktu kecil kehilangan abadan Emak tapi anak ini membutuhkan bantuan kita bisigama perlahan menenangkan hati Budi baik kan ucapan diduduki dan kamu sudah membuat aku paham lalu jawab Budi jauh lebih pelan dari bisikan 


Gama pastikan keberadaan anak ini Setelah itu kita selesaikan masalah leweng sasar pastikan orang tuanya dari ikhtiar dan Kidul ada kaitanya Jangan datang ke lubang sasar seorang diri paham bisi Gamma jauh lebih tegas lalu memberikan kertas alamat rumah orang tua Rara kepada Budi Gama sangat tahu di tempat kelahiran yaitu Kampung Wetan tilas Jaja sedang terjadi hal-hal yang bisa membuat Budi lepas kendali setelah dirasa agama bisa kembali mengendalikan Budi Gamma sudah berhadapan dengan Pak Hadi menyusun rencana besok hari di sekolah agar kabar ini tidak menyebar walaupun sangat sulit karena beberapa teman satu kelasnya yang berada satu kampung dengan Rara sudah mendengar kabar buruk ini setidaknya Pak Hadi buat aman dan terkendali guru-guru saja dan jangan bicara sudah berjumpa dengan aku ya tolong ini ucap Gama Setelah Pak Hadi sepakat dan mengerti maksud kemauan Gamma Pak Hadi pamit karena sama dengan Gamma besok pagi harus masuk kembali mengajar [Musik] ucap Budi sudah berdiri mengikat rambut gondrongnya Maafkan aku bukan melarang ini demi kebaikan lawangsasar tidak mungkin begitu saja terbuka kembali tapi ada orang yang sedang menanti pertolongan kita kasihan murid bernama Rara itu anak baik pun malah nasibnya tidak seberuntung kita punya keluarga jawab Gamma setelah itu tanya Budi kita bereskan Apapun yang terjadi di Lawang Sasa sekalipun sarebu lembut seperti yang dikatakan [Musik] kepada kita jawab Gamma sambil menepuk pundak Budi berkali-kali membuatnya sedikit tenang walaupun Gejolak keinginannya kembali ke tanah kelahirannya itu sudah ada sejak dari pulang dari kampung jabang bayi Kabari aku secepatnya malam ini atau besok tentang Rara lanjut Gama manakala berpisah dengan Budi yang sudah mengenakan motornya untuk menuju alamat kedua orang tua Rara tatapan tajam dan hembusan angin yang mengenai rambut gondrong Budi terus menggiringnya ke sebuah 


alamat yang akan ia tujuh malam ini motor tua yang ditumpanginya melesat diantara sorotan lampu-lampu kendaraan lain untuk menuju ke sebuah jalan besar yang sudah tidak asing lagi bagi Budi setelah barusan berhenti memastikan alamat yang ditujunya jika ke arah barat berarti jembatan lalu Kampung Wetan tilas Jaja bisik hati Budi harus kembali menahan keinginannya untuk menuju Kampung kelahirannya itu namun ucapan Gamma tetap terngiang di kepalanya saat ini setelah dua kali berhenti menanyakan alamat tidak sulit untuk Budi sudah menemukan rumah yang dimaksud Gama dan Pak Hadi baru saja motornya berhenti di seberang jalan yang cukup jauh dari rumah tujuannya itu malah tiba-tiba ada seorang lelaki yang baru saja turun dari motornya berjalan perlahan masuk melewati pintu gerbang yang berukuran sangat besar dan tinggi itu membuat Budi langsung memperhatikan dari pakaian yang dikenakannya Budi yakin itu bukan orang tua Rara dari samping ia masih melihat jelas amarah wajah yang tergambar jelas dari lelaki itu apa itu mamangnya Rara ucap Budi bersamaan dengan gerbang ditutup kembali memperhatikan ada sesuatu yang aneh terlihat oleh kedua mata Budi dibalik gerbang besi itu sudah berdiri sosok hitam yang sudah belasan tahun tidak Budi lihat membuat bulu pundaknya berdiri bersamaan tubuhnya gemetar ingatan tentang kampung yang sudah ia coba lupakan berhari-hari ke belakang kini nampak hadir dan sangat jelas bahaya bukan hanya terbuka sudah jelas sosok hitam dari lobang sasar bahkan ketika sosok hitam itu mengetahui kedatangan Budi hanya melihatnya dengan mata yang merah menyala hanya penjaga harusnya masih aman orang itu bisik hati 


Budi setelah memastikan keberadaan sosok yang seharusnya sudah tidak bisa keluar dari lobang sasar dan sekarang berada di rumah dan besar itu karena tidak ingin membahayakan lelaki yang bully curigai adalah mamangnya Rara dan tidak ingin mengundang reaksi lain dari sosok-sosok penjaga di rumah orang tua Rara Budi sudah tahu sesuatu kemana selanjutnya ia akan pergi tidak perlu waktu lama untuk memastikan sangkaan Kidul Mang Idin dan Gama akan berkaitan hilangnya Rara dengan Lawang sasar Maafkan aku hanya memastikan tidak akan masuk ke kampung itu bisik hati Budi tidak ingin melanggar janji setia seumur hidupnya kepada Gama detak jantung yang semakin berdebar pikiran yang sudah berkali-kali bu dikendalikan bisa membuatnya sedikit tenang namun satu sosok hitam dari Leuweung sasar sudah membuatnya Cukup puas dan mengetahui sesuatu bahwa pintu masuk Lawang sasar bukan hanya terbuka tapi ada yang benar-benar menghendaki kendaraan roda dua itu kini menuju ke arah barat melaju ke sebuah Leuweung yang belum bisa Budi masuki terutama kampungnya itu tangan Budi sudah menarik gas lebih dalam agar motor tua mengizin itu melaju lebih kencang angin malam tidak membuat dirinya dingin melainkan sebaliknya rasa penasaran sudah bergejolak panas dalam tubuh Budi seketika motornya langsung berhenti mesin motor langsung dimatikannya dengan 


perlahan tidak ingin ada seorangpun yang mengetahui kedatangannya yang sudah larut malam ini motor segera Budi sembunyikan diantara pohon besar hamparan jembatan besar dan sungai yang sama besarnya itu sudah dilihat matanya yang cukup lama karena dari hamparan pepohonan itu di dalamnya terdapat tempat yang amat sangat mempunyai kenangan buruk untuknya sampai bisik hati Budi sudah bisa merasakan hembusan angin dari arah Leuweung itu bersamaan dengan ingatan pada kematian Abah dan Maknya yang kini tergambar semakin jelas ada yang aneh benar-benar bertanda ini ucap Budi perlahan ketika melihat ke arah rerumputan menjulang tinggi di samping jembatan dan sungai rumput-rumput itu seperti bekas terkena gerimis padahal musim kemarau masih berlangsung harus kamu ingat baik-baik semua pertanda yang barusan Abah katakan Jalu mungkin hal itulah yang nantinya suatu saat membawa Kamu Kembali menuju Lawang sasar pesan berupa wasiat dari Abah Amar sekarang Budi ingat dengan jelas benar dari sana sosok hitam di rumah orang tua Rara tidak salah lagi apa yang sudah mereka lakukan pada tempat yang sudah lama aku tinggalkan ucap Budi perlahan terus memandang ke arah Leuweung berdiam di ujung jembatan besar di bawah pohon yang dekat dengan jalan yang di depannya terdapat gapura masuk kampung Wetan tilas saja tatapannya tiba-tiba buyar ketika mendengar suara kendaraan lain yang akan melintas bukan kendaraan biasa pada umumnya dari suara yang Budi dengar semakin dekat suara itu lebih kepada motor Vespa pengendara motor itu tidak mengetahui keadaan Budi melewatinya begitu saja sampai dua roda banyak itu menginjak jembatan namun Budi sangat kaget manakala melihat jelas sebuah sarung rusuh itu tersampai di bahu lelaki yang mengendarai 


Vespa tua tidak mungkin ucap Budi langsung teringat pada sosok lelaki yang pernah ia lihat pertama kali di depan warung material kayu area apalagi Gama dan Budi yakin lelaki itu bukanlah sembarang orang belum selesai rasa penasaran pada sosok lelaki yang sudah ia lihat kedua kalinya itu kini kepala Budi tiba-tiba dibuat kaget untuk kedua kalinya melihat burung-burung hitam keluar dari dalam lubang sasar sangat banyak beterbangan di atas lubang sasar Di Bawah Langit hitam yang pekat bahkan membuat motor Vespa itu juga berhenti seketika di tengah jembatan kepala lelaki itu melihat ke arah burung-burung yang sama dengan Budi seolah Memahami sebuah pertanda akhirnya terjadi burung-burung hitam misterius itu berterbangan tinggi pertanda bakalan terjadi malah petaka jauh lebih berbahaya ucap Budi sambil merasakan hatinya bergetar selain membawa pertanda burung-burung hitam itu seolah memberikan ucapan selamat datang kepada pemegang juru kunci Leuweung sasar yang sudah lama hilang namun Budi baru menyadari lelaki yang berada di atas Vespa tua itu bisa melihat ke arah yang sama tidak mungkin dia bisa melihat burung penjaga lorong sasar bisik hati Budi semakin penasaran pada lelaki itu terlebih di dalam Leuweung sasar sedang terjadi sesuatu yang harus ia selesaikan baru saja nafas panjang Budi hembuskan ia masih melihat jelas motor Vespa dan lelaki bersarung lusuh itu yang kini sudah kembali melaju di atas jembatan terus saja Budi perhatikan sambil menyimpan rasa penasaran manakala hatinya itu belum tenang dan burung-burung hitam itu masih berterbangan hanya di atas Leuweung sasar daripadangan yang semakin jauh itu di luar dugaan Budi motor Vespa dan lelaki bersarung lusuh itu berbelok masuk melewati gapura Kampung Wetan tilas Jaja apa jangan-jangan dia yang menghendakinya dia juga bisa melihat pertanda yang sama siapa lelaki itu 


akan aku Habisi jika ada kaitannya dengan lowong sasar dan hilangnya Rara ucap Budi menyaksikan jelas lelaki bersarung rusuh itu dengan motor Vespa tuanya sudah masuk lebih dulu ke dalam Kampung Wetan gadisan takdir menerpa Jaka dan keluarganya atas hilangnya Rara orang tuanya sudah jelas menghendaki hal itu terjadi apakah secara bersamaan Mimin dan karta juga yang memulai luweng sasar bisa kembali dibukanya untuk tujuan mereka atau masih ada sebuah rahasia yang masih tersimpan rapat namun kali ini Gama dan Budi tidak bergerak sendirian setelah lelaki mengenakan sarung lusuh dan motor Vespa tua itu lebih dulu masuk ke kampung Wetan tilas saja Apakah dia yang akan membantu Gamma dan budi atau sebaliknya atau mereka akan menghadapi sarebu lembut yang salah satunya membawa Rara atas kehendak orang tuanya sementara itu gemerlap cahaya barang-barang mewah Sudah dari tadi menghiasi ruangan salah satu rumah mewah beberapa lampu yang tergantung Indah itu terus menyinari seorang kakak yang sedang berkunjung ke rumah adiknya malam ini lintingan tembakau sudah terjepit di antara celah jarinya yang sudah berkali-kali habis sakar dan puntungnya mendarat di sebuah asbak kaca yang teramat mahal cara duduk lelaki itu gelisah dengan pandangan mata yang terus berkeliling mengawasi isi rumah sambil merasakan banyak kejanggalan ketika melangkahkan kakinya masuk ke bagian ruang tamu sudah tidak terhitung lagi berapa banyak lelaki itu 


mengusap pundaknya bukan karena angin malam ini yang masuk sejak pintu dan megah itu terbuka lebar namun ia merasa ada yang memperhatikannya Maaf Kang Jaka Ibu sama Bapak tidak bisa diganggu malam ini katanya Nanti saja mau berkunjung ke rumah Ma Endah agar bisa bicara dengan Kang Jaka juga ucapan sopan dari penjaga rumah bernama Dadang membuyarkan segala keanehan yang sedang dirasakan jakas dari tadi walau cuma sebentar saja Dang ini Ada hal penting tekan suara Jaka yang sudah lama menunggu tadi juga Dadang bilang seperti itu kang Jaka tapi maaf Dadang hanya kerja di rumah ini tidak bisa memaksa dan hanya mematuhi perintah saja tidak lebih Kang Jaka langsung memahami betul ucapan terakhir dada membuatnya langsung mematikan lintingan tembakau berdiri dengan perlahan lalu mendekat ke arah dada sedang berdiri menatap heran bilang kepada Mimin dan karta Rara hilang sudah 4 hari dan barusan ketika jam 12 lewat artinya sudah 5 hari tidak perlu Mimin dan harta datang ke rumah mak Endah lagi kalau hilangnya Rara karena perbuatan mereka berdua saya bisa berbuat lebih gila dari Mimin dan karta bisik Jaka dekat dengan telinga Dadang membuat Dadang langsung terdiam orang yang paling lama ikut bekerja dengan Karta dan Mimin itu tentu tahu betul anak perempuan yang barusan keluar dari mulut Jaka Bahkan ia mengetahuinya sejak Rara masih balita kebaikan nanti Dadang Bilang sama Bapak dan Ibu jawab Dadang dengan sangat ketakutan bukan hanya pada ucapan Jaka namun pada sosok hitam penuh bulu yang sudah berdiri di dekat pintu depan ia lihat sangat jelas untuk pertama kalinya ketika Jaka Berjalan ke depan untuk keluar rumah sosok hitam itu seketika hilang sosok itu lebih tertarik pada binatang dan Darah segar yang berada di lantai dua rumah yang sengaja dipersembahkannya tengah malam ini agar bisa memberikan 


pertanda bahwa dalam waktu dekat sang budak akan menemui tuanya kembali di dalam Leuweung sasar sambil menunggu balasan pesannya Dikirim kepada Ojan agar menjemputnya Jaka berjalan perlahan mengikuti luasnya tembok depan rumah Mimin walau terhalang pagar yang menjulang tinggi pandangannya ke arah tiap jendela lantai 2 rumah itu masih bisa terlihat sedikit jelas langkahnya tiba-tiba berhenti bukan untuk membakar lintingan tembakau yang kesekian kalinya lagi namun melihat dari balik jendela paling ujung di lantai 2 itu sudah berdiri anak perempuan di tubuhnya sudah melingkar sebuah selendang bahkan sampai menutupi seluruh bagian rambutnya namun wajahnya terlihat jelas Rara itu Rara ucap Jaka sangat kaget ingatan 5 malam ke belakang yang terjadi di dalam rumah Ma Endah saat terakhir kali melihat Rara sudah terputar jelas dalam pikirannya apalagi selendang yang sama menyelimuti tubuh keponakan perempuannya itu [Musik] sudah malam ada kabar penting di kampung ucap Ojan tergesa-gesa sudah berada di samping Jaka kedatangan Ojan tidak disadari Jaka ketika melihat penampakan Rara yang sekarang sudah kembali hilang begitu saja namun Ia tetap yakin hal seperti ini sudah menimpanya tiga kali sejak Rara pergi menjadi pertanda kabar apa aja tanya jaga kaget sesepuh Kampung melihat pertanda Rara ke arah Kulon perginya itu tapi kondisi maendah sudah tidak sadarkan diri barusan cepat pulang nunggu aja kah langsung menaiki motor tua yang dikendarai Ojan kabar berupa petunjuk dari para sesepupu kampung itu malah secara bersamaan menimpa mah Enda padahal ketika Jaka meninggalkan rumah keadaan Mak Endah baik-baik saja dalam hati Jaka semakin berkecamuk dan tidak ingin perihal buruk menimpa maenda Amin seharusnya Jaka barusan tidak kembali ke rumahnya sudah benar Jaka yang seharusnya terlebih dahulu mati dia sudah berani datang ke rumah ini diam karena Jangan banyak bicara kita hanya mengikuti perintah dan jangan gabah 


Aku hanya tidak ingin terjadi masalah saja Min untuk pengorbanan yang sudah kita lakukan selama ini tangan karena hanya memegang bagian pergelangan tangannya bekas sayatan pisau rasa sakit dan perih sudah tidak ia rasakan lagi sudah tenang seharusnya mereka datang darah di lengan kamu sudah berada di dalam wadah Lagian kabar railang Di kampung sudah tersebar karena semua tidak akan sia-sia dan kita harus rapi Jika ada yang tanya perihal itu paham suami dan istri itu sedang Menanti Di Balik pintu yang sudah tertutup rapat menanti dengan harap cemas keringat sudah membasahi wajah mereka berdua di balik pintu dan ruangan yang sengaja mereka kosongkan di rumahnya itu sudah berserakan berbagai sesajen itu dia minta tang misi Karta dengan gembira terdengar hentakan makhluk berkaki besar baru saja menghantam lantai keramik disusul suara ayam hitam yang sekarang tiba-tiba berisik di dalam kamar itu namun seketika hilang begitu saja diterima dengan baik ucap Mimin perlahan kepala Mimin dan karta secara bersamaan mengangguk bahwa apa yang mereka persembahkan malam ini telah diterimanya apalagi bau amis darah Sudah mereka berdua cium keluar dari celah pintu kamar bagian bawah pandangan Karta terus melihat ke arah jam mewah yang menempel di lengannya bersebelahan dengan luka bekas sayatan yang masih mengeluarkan darah sambil terus mengingat ucapan seseorang yang telah menitipkannya pesan suara hentakan Kaki sudah kembali Terdengar sangat jelas membuat Mimin langsung menyalakan korek api dan mendekatkannya kepada lilin yang sudah berada di depannya dari tadi maka dengan sangat Lanting ruangan itu Karta buka mereka berdua seketika tersenyum bahagia manakala melihat ayam hitam sudah tergeletak di dekat wadah rotan yang berisikan kembang-kembang hingga wadah darah dari lengan Karta sudah dilihat nya berantakan dan sebuah 


kertas kosong yang tergeletak di dekat kemenyan hitam sudah tertuliskan sebuah angka berantakan dari darah ini tanggalnya Min Rara sudah diterima terlihat sebuah angka yang menjadi pertanda untuk mereka berdua kembali ke sebuah Leuweung menyempurnakan langkah selanjutnya untuk mendapatkan apa yang selama ini mereka berdua inginkan kemudian dan kekayaan yang lebih dan lebih Ayo cepat keluar sebentar ini tiba-tiba apalagi ketika melihat foto Rara sudah berlumuran darah tanpa mereka berdua sadari Dadang yang baru saja akan menyampaikan pesan penting yang dititipkan Jaka melihat dengan jelas mereka berdua sedang tergesa-gesa keluar dari dalam kamar memegang kertas bertuliskan darah itu membuatnya langsung tergesa-gesa menuruni anak tangga Kang Jaka harus tahu ini bisik hati nurani Dadang apalagi kabar yang diterimanya tentang Rara masih menyisakan kejanggalan karena ibu dan bapaknya seolah membiarkan kabar kehilangan anaknya itu terjadi di sisi lain bunyi denyut kayu yang Terinjak terdengar jelas masuk ke dalam telinga Budi bersamaan suara ayam jago yang berkokok kencang membuat matanya perlahan terbuka langsung membereskan sajadah yang sedari malam menjadinya alas tempat bersila menyadari ada seseorang yang mendekat Abah Idin belum datang juga Indra ucap Budi sambil berbalik badan melihat Indra anak kandung Mbah idim satu-


satunya itu membawa satu gelas kopi untuknya terakhir bilang mau ke rumah Gama juga kemarin malam tipe pesan budi jangan dulu pergi sebelum aidin pulang Abah sudah cemas sejak kamu pergi Bud jawab Indra terlihat cemas mana kalah melihat keadaan Budi dari wajahnya terlihat sedang memikirkan sesuatu yang berat hanya asap rokok yang keluar dari mulut Budi dan Indra tanpa adanya pembicaraan lagi memandang lurus ke arah tumpukan anyaman rotan yang sudah siap Indra dagangkan pagi ini ke pasar terdekat jawaban dalam pikirannya pagi ini gimana Bud Apa yang bisa aku bantu dalam masalah ini jawab Indra Akhirnya bisa bicara setelah Budi mulainya apalagi ia sudah mengetahui masalah apa yang sedang Budi dan Gama hadapi saat ini temui jamak pagi ini di sekolahnya sekalian kamu berangkat ke pasar bilang pada Gamma bawa Rara bukan hilang kemungkinan berada di dalam Lawang sasar dan yang menghendakinya Mungkin orang tuanya sendiri dan satu lagi aku sudah melihat lelaki bersarung rusuh mengenakan Vespa masuk ke dalam Kampung Wetan tilas Jaja ucap Budi sambil melihat ke arah Indra dengan serius siapa lelaki tubuh tanya Indra penasaran apalagi bulu pundaknya sudah berdiri manakala mendengar kembali nama sebuah Leuweung dan kampung di mana Budi berasal sebelum diangkat menjadi anak bayi dan Kakaknya Indra Budi hanya memandang Indra jauh 


lebih tajam tiba-tiba menekuk pundak Indra berkali-kali sangat mengerti apa rasa penasaran Indra Sisakan setengahnya dagangan rotan itu aku hari ini mau berjualan ke pasar yang berbeda tidak usah bertanya apapun dulu nggak sampaikan pesan barusan kepada agama secepatnya Indra tidak bisa mengelak akan ucapan Budi padahal sudah lama sekali Budi tidak berjualan ke pasar apalagi harus membantah pesan dari baidim namun Ia tetap harus mengikuti ucapan Budi yang terkadang selalu mempunyai cara tersendiri apalagi masalah kali ini berkaitan dengan tempat dimana ia dilahirkan Sementara itu di sisi lain embun yang membasahi dedaunan di belakang rumah Mang Idin baru saja perlahan jatuh serempak dengan Mentari Pagi yang baru saja terlihat hadir sambil Indra menyiapkan berbagai macam anyaman rotan yang nantinya akan dibawa oleh Budi Budi Hanya duduk di kursi depan rumah beberapa kali Indra melewati dirinya untuk menyimpan anyaman rotan itu ke atas motornya aku sudah waktunya berangkat but barang-barang Kamu sudah siap ucap Indra perlahan berangkat saja duluan jangan lupa mampir ke sekolah agama sampaikan pesan barusan jawab Budi hanya menatap kosong tanpa melihat ke arah Indra setelah anggukan kepala Indra motor tua yang belakangnya penuh dengan anyaman rotan perlahan menjauh dari rumah meninggalkan Budi yang masih diam berkecamuk dengan pikirannya sendiri tidak bisa leluasa bergerak untuk memenuhi keinginannya tiba di kampung Wetan tilas saja memastikan keadaan lewang sasar bukan hanya masalah Rara yang hilang benar kata kiduduki tidak bisa hanya aku dan gamma menyelesaikan masalah ini siapapun yang berani mengacau di Tanah Kelahiranku mereka harus kembali ke tanah bisik hati Budi sangat kesal dari kejauhan motor yang dikenakan Indra tiba-tiba berhenti manakala berpapasan dengan Mbah Idin dan kidudui in langsung membicarakan keanehan Budi pagi ini kepada Mbah Idin dan 


semakin mengenaskan melihat Budi yang terlihat melamun termasuk membicarakan pesan yang Budi titipkan untuk Gamma rotan-rotan sudah berjajar di depan rumah sudah beberapa kali Budi hanya bolak-balik membereskan rumah agar ketika Mbah Idin pulang semuanya sudah rapi namun tiba-tiba Budi melihat motor tua dikenakan Mang idim dan kiduduki baru saja berhenti di depan rumah Assalamualaikum ucap kiduli sambil tersenyum ke arah Budi Waalaikumsalam kek Mbah Jawa Budi langsung mencium tangan bayi [Musik] lelaki bersarung rusuh mengenakan Vespa itu masuk ke kampung Wetan tilas Jaja semalam Budi sudah tenang Duduk dulu ada hal yang harus kamu ketahui ini bukan masalah biasa bisa mati sia-sia jika kamu mengikuti rasa kesal dan dendam dalam diri kamu Bud duduk baru saja Budi akan melanjutkan ucapannya langsung dipotong oleh Ki duduy membuatnya langsung terdiam kakek dan Mang idim sudah memastikan semalaman Suntuk di dalam sana leweng sasar tidak ada yang peduli kepada pemegang juru kunci yang sudah lama pergi sarebula lembut hanya menanti tumbal-tumbal yang diberikan orang tua Rara termasuk nyawa-nyawa anak kecil lainnya but maksudnya kek Budi belum paham tanya Budi semakin penasaran mereka sudah terlalu kuat penculik Rara bukan wewe gombel biasa sudah banyak lembut jauh berkali-kali lipat dari sebelumnya Ketika kamu dibawa dari kampung Wetan tilas Jajag rumah ini Gama dan kamu tidak mungkin di gabah datang ke sana tiba-tiba bantuan itu mungkin telah tiba tapi belum pasti ada seseorang telah menghidupkan apa yang telah mati di dalam lubang sana Budi Itulah kenapa kita tidak bisa gegabah ucap bahkan sulit rasanya para keturunan dan murid Gilang Samana untuk datang ke sana pasti akan tercium oleh sarebula lembut yang kita pikirkan selamatan warga Kampung juga bukan hanya Rara Dan Amarah 


kamu pada pelaku yang membuka kembali lobang sasar ucap Mang Idin menambahkan terlebih keluarga Rara nenek dan mamangnya benar kata Gamma cepat atau lambat akan terkena musibah dari kelakuan anak kandungnya sendiri ingat aturan lama kita Bud banyak nyawa yang harus selamat lanjut ke dudui cahaya sinar matahari yang sudah meninggi masuk menerobos ke dalam celah-celah jendela dan kaca tidak lagi memberikan kehangatan kepada Budi pikirannya tidak lagi berkecamuk semua yang keluar dari mulut diduduki dan Mang Idin sangatlah jelas sedikit menggambarkan apa yang terjadi [Musik] kek Mang izinkan Budi mencari tahu dari apa yang terjadi di kampung Wetan tilas jajah ada orang yang bisa Budi temui tanpa harus datang ke kampung ataupun lubang sasar ucap Budi tiba-tiba telah memikirkan hal ini sejak malam hari salah satu orang kepercayaan Abah amar dan di warsih waktu hidup jawab idui Budi dan Mang Edi hanya mengagukan kepala membenarkan ucapan semoga saja masih hidup setelah puluhan tahun tidak berjumpa dengan kamu Bud pergi dan bereskan hari ini lanjut ke dudui menepuk paha Budi yang duduk bersebelahan sedari tadi membuat Budi langsung bergerak ke arah motor hanya Mang idim saja yang berdiam Karena dia sudah mengetahui Budi akan berjumpa dengan siapa kecemasannya hanya satu takut membuka lama akan kematian ibu dan 


bapaknya hingga ia tidak terkendali apalagi pergi seorang diri tanpa Gamma dan mengidem hanya memberikan handphone kepada Budi agar bisa menelpon Gama Budi ucap kiduduki sambil berjalan ke arah motor mang Idin setelah belakangnya berisikan banyak anyaman rotan yang akan dijualnya bahkan ketika Mang Idin tidak lagi berbicara kepadanya Budi merasakan Mang idim sedang menyembunyikan sesuatu iya kek jawab Budi sedikit bingung mereka dari tengah Pulau Jawa yakin sudah tiba jauh-jauh hari di tanah kita tempat berasal di mana Karuhun mereka mempunyai lakon yang tidak beda dengan kilang Samana mewariskan banyak ilmu Jangan cemas bala bantuan itu sudah hadir Entah dari siapa kakek sudah merasakannya ucap kiduduki dekat dengan telinga Budi termasuk lelaki itu kek Jawa Budi perlahan Entahlah setidaknya firasat orang tua jarang meleset pastikan saja tujuan kamu hari ini berhasil dengan anyaman-anyaman rotan itu malam ini kamu akan segera datang dia perlu membuat aman terlebih dahulu di sekolah perihal Rara bawalah kabar dari kampung dan Leuweung itu agar Gamma mendengarnya langsung dari kamu bisik ini di bawah sinar matahari yang semakin meninggi Laju kendaraan roda dua yang Budi kendarai sudah menembus jalanan kota rambut gondrongnya tidak jarang terkena hembusan angin yang cukup kencang tujuannya adalah salah satu pasar tradisional yang 


berada di kecamatan yang tidak terlalu jauh dari kampung Wetan tilas saja untuk menemui seseorang bekas kepercayaan almarhum Mbah Amar seharusnya Mang Karni masih hidup dan tetap akan berjualan anyaman rotan bisik hati Budi menumbuhkan rasa penasaran dalam dirinya akan apa yang sudah terjadi di tanah kelahirannya itu tidak jarang pikirannya semakin berkecamuk pada lelaki bersarung rusuh mengenakan vespa karena bisa melihat pertanda malam kemarin manakala burung-burung hitam misterius membawa pesan dari dalam dongeng sasar itu beterbangan namun dalam dirinya juga tunggu rasa curiga pada lelaki itu sehingga ia mempunyai bekal untuk nanti malam berbicara dengan drama yang selalu memahami keinginan dirinya itu jangan sampai apa yang tidak ingin aku ketahui terjadi oleh lelaki itu walaupun bukan sembarangan orang dan kenapa harus melihatnya lagi ucap Budi perlahan setelah 2 jam perjalanan ke arah barat tidak mengambil jalan yang akan membawanya pada jembatan dekat dengan lowong sasar roda dua kendaraan yang Budi kendarai baru saja tiba di salah satu pasar tradisional para pedagang dan pembeli sudah terlihat sedikit longgar karena waktu sudah bergerak semakin siang kedua bola matanya terus mencari tempat dimana para pedagang biasa terdiam anyarnya baru ya Kang datang ke tempat ini tuh di sebelah sana bareng dengan yang lain parkir motornya juga enak luas ucap salah satu juru parkir yang dagang seperti ini ada lagi nggak di pasar ini Kang tanya Budi memastikan untuk mencari orang yang akan ditemuinya karena ia masih ingat puluhan tahun ke belakang pasar tradisional inilah yang selalu menjadi tujuan mangr nih sepertinya ada kan ke sana dulu aja nggak papa santai lupa namanya siapa tapi biasanya ada juga yang menjual anyaman seperti itu tidak berselang lama motor sudah terparkir dan berjajar dengan para 


penjual lainnya namun sepanjang mata Budi melihat ia tidak mendapati orang yang dicarinya membuatnya Hanya duduk di bawah pohon yang cukup besar di dekat motornya sudah meninggal dunia ucap Budi sambil membakar rokoknya bersamaan dengan trik sinar matahari semakin meninggi memancarkan sinar panas kepada bumi sudah hampir 2 jam Budi hanya terdiam sesekali menjual anyaman rotannya beruntungnya bukan kali pertama ia mengetahui tentang rotan karena sejak Abah amar dan luar si hidup dari bambu rotan lah mata pencahariannya waktu itu ketika melihat jam di handphone sudah menunjukkan waktu istirahat mengajar Gamma membuatnya langsung melakukan panggilan Assalamualaikum Gan Waalaikumsalam Budi jawab drama kaget pesan dari Indra sudah sampaikan sudah sudah Bun kondisi di sekolah sedang panik hingga saat ini petunjuk Rara hilang belum ditemukan satupun tapi pesan yang Indra sampaikan sudah jelas Malam ini aku ke rumah Mang Idin kondisi emaknya Rara sedang buruk sesuatu menimpa dirinya malam kemarin sejak Jaka pergi ke rumah orang tuanya Rara bisi Gamma menjelaskan tidak ingin ucapannya itu terdengar para guru lain apakah mereka semua sudah sepakat meminta bantuan Gama saya sudah agama jelaskan berkali-kali dirinya hanyalah orang biasa sama seperti mereka yang aku lihat malam kemarin Berarti benar Jaka 


Aku sedang mencari Mang Karni semoga saja masih hidup ingin tahu kondisi di kampung gam Jawa Budi tiba-tiba menghentikan ucapannya itu lalu Bud beberapa detik Gama Menunggu ucapan Budi namun pandangan Budi sudah tertuju kepada satu orang yang baru saja tiba mengenakan motor tua dan membawa banyak anyaman rotan yang sama dengan apa yang dijual Budi hari ini Budi Halo Bud Telepon Budi dimatikan begitu saja manakala ia sedang memastikan lelaki tua berambut hampir semuanya putih itu sedang berbicara dengan salah seorang pedagang beberapa kali pandangan mereka berdua melihat ke arah Budi membuat Budi langsung menundukan kepalanya Mang Karni masih hidup tidak sia-sia bisa ke hati Budi mencoba tenang karena sudah puluhan tahun baru melihatnya lagi dari jarak yang tidak terlalu jauh enggan rasanya untuk Budi kembali melihat ke arah Mang Karni karena sejak Ia di bawah Bah idem ke rumahnya dan diangkat menjadi anaknya tidak mengetahui perubahan yang terjadi kepada Mang Karni aku harus berhati-hati bisa jadi mangkarni juga salah satu dari mereka yang membuka lowong sasar bisik Budi sudah melihat dari kejauhan bayangan seseorang berjalan mendekat ke arahnya tiba-tiba dengan sangat cepat seseorang sudah duduk di sebelah Budi terdengar suara korek api dan hisapan rokok pertamanya sangatlah dalam tangan sebelah Budi sudah berada di 


balik punggungnya sudah memegang pisau andalannya benar ternyata ucapan Iding Jalu yang sekarang Amang lihat bukan Jalu puluhan tahun yang masih berlindung di ketiak niwarsih ucapkan dengan suara yang sudah sangat tua membuat Budi sangat kaget apalagi Mang Karni sudah menyebut orang tua angkatnya dengan lantang dan almarhum ibunya dengan sangat cepat tanpa dilihat orang sekitar pisau andalan Budi sudah menempel di bagian perut samping mangkarni tanpa melihat wajahnya sekalipun ka sudah merasakan ujung pisau yang sangat tajam itu perlahan menusuk ke arah baju samping yang dikenakannya panggil saya Budi Jangan sebut nama ibu saya kalau tidak ingin pisau ini semakin dalam kata Budi sambil melihat tajam ke arah wajah mangkarni yang sedang ketakutan baik jangan seperti ini sudah lebih dulu menemui Amang kemarin memberitahu kamu akan datang juga ternyata benar Maafkan tadi amal menyebut nama ibu kamu jawab Mang Karni terbata-bata tidak menyangka pada sosok Budi yang sudah puluhan tahun tidak ia lihat malah berbuah menjadi sangat buas dengan cepat Budi kembali memasukkan Pisau ke balik pinggangnya menatap tajam ke arah Mang Karni Mang bocah Budi langsung memeluk erat tubuh Mang Karni sudah Budi Sudah cepatlah kembali ke kampung Wetan jajah ucap Mang Karni menerima pelukan Budi dan tidak menyangka anak ingusan puluhan 


tahun yang tidak pernah IA lihat kini sudah tumbuh menjadi gagah dengan rambut gondrongnya tepukan tangan mangkarni mendarat beberapa kali pada pundak Budi merasakan rasa rindu yang dipertemukan oleh waktu namun sayangnya pertemuan siang ini karena ada masalah yang besar di tempat Budi berasal apa yang terjadi di sana Mang ceritakan Sekarang aku tidak punya banyak waktu dan pasti akan aku selesaikan ucap Budi sudah sekuat tenaga menahan air matanya keluar apa izin belum cerita sama sekali Bud jawab Mang Karni menyodorkan rokok kepada Budi Budi hanya menggelengkan kepalanya sambil membakar rokok yang dikeluarkan dari dalam saku celana Entah dari mana memang harus memulai pertemuan ini yang paling penting dari arah rumah kamu dulu gerbang gaib itu sudah bertahun-tahun berganti nama para warga Kampung menyebutnya sekarang gerbang tumbal yang dikehendaki sarebu lembut gerbang yang dulunya Abah kamu jaga kini berantakan mungkin hitungan bulan petaka akan menjumpai Amang dan para warga Kampung ucap mangkani perlahan melihat serius ke arah wajah putih Budi hanya diam tidak berani lagi mulutnya terbuka apalagi kenyataan lebih buruk kini terdengar langsung dari mulut Mang Karni bahkan matahari yang semakin meninggi tidak membuat dua orang itu merasakan panas karena masing-masing harus berbicara dan mendengarkan hal penting ini terutama untuk Budi ada yang memulai hingga masuk ke dalam Leuweung sasar dengan sangat mudah ritual sesat Leuweung sudah terjadi lagi dan kini semakin buruk Bud tumbalnya anak-anak anak yang tidak tahu apa-apa membuka gerbang tumbal semakin lebar lanjut nangka nih Amang tahu siapa dalang di balik gerbang tumbal itu tanya Budi sangat penasaran semenjak 4 hingga 2 tahun ke belakang manakala matahari tenggelam dari arah barat Amang sudah pastikan suara teriakan-teriakan dari dalam lubang sasar terdengar jelas membuat warga Kampung enggan untuk 


keluar sehabis magrib selanjutnya mungkin wujud but cepatlah pulang walaupun kabar buruk harus kamu dengar siang ini jawab makar nih aku tanya Siapa dalang yang membuka gerbang itu Amang tinggal jawab cepat ucap Budi sudah tidak sabar karena setiap pengakuan yang keluar dari makarni semakin membuatnya bersalah pada lobang sasar terlebih selama hidupnya almarhum Mbah Amar adalah juru kuncinya seorang perempuan tanpa busana pernah masuk dan keluar lewat gerbang tumbal perawakannya besar orang tua zaman dulu menyebutnya wewe gombel mereka membawa anak kecil perawakannya tidak diketahui pasti tapi apa kamu bisa jamin Emang akan masih hidup kalau menyebutkan nama itu bersambung nantikan bagian berikutnya hanya di fakta sejarah Terima kasih [Musik] terus juga Terima kasih teman-teman sudah menyimak kisah ini di sini nantikan bagian Berikutnya saya pamit Wassalamualaikum Alhamdulillah [Musik]

Posting Komentar