Seni Rupa IV SD/MI Semester Genap | B. Hubungan Wayang dengan Seni Rupa, Seni, dan Tradisi
Seni Rupa IV SD/MI Semester Genap | B. Hubungan Wayang dengan Seni Rupa, Seni, dan Tradisi
Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia. Pemikiran manusia terkait dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, maupun pertahanan keamanan dapat termuat di dalam wayang.
Hubungan Wayang dengan Seni Rupa
Pertunjukan wayang di dalamnya terkandung unsur seni rupa. Gubahan seni rupa terdiri dari perangkat teraga dan tidak teraga.
Perangkat teraga merupakan unsur kasat mata dari seni rupa dapat
dinikmati oleh mata secara langsung, antara lain garis, warna, nada, tekstur, ruang, bentuk, dan titik. Adapun perangkat tidak teraga berupa perulangan unsur-unsur secara terus-menerus dan teratur. Perangkat tidak teraga, meliputi irama, gradiasi, keseimbangan, perbedaan (kontras), keselarasan (harmonis), keanekaragaman, klimaks, kesesuaian (format), dan kesatuan. Berikut unsur-unsur seni rupa dalam pertunjukan wayang.
Unsur garis
Unsur garis dapat disaksikan pada gerakan-gerakan wayang melalui tangan yang dimainkan oleh dalang. Garis juga dapat disaksikan pada keseluruhan boneka wayang sebagai hiasan, termasuk garis yang digunakan dalam membentuk kontur motif-motif ragam hias pada tokoh wayang.
Unsur warna
Unsur warna dapat dinikmati pada busana wayang, boneka wayang, setting, serta tata cahaya. Warna-warna tersebut dipakai sebagai simbol-simbol tertentu pada tokoh-tokoh wayang. Badan wayang dicat dengan warna agar badan wayang tampak menonjol apabila dilihat dari jauh. Demikian pula, pemberian warna yang mencolok pada wajah dan badan wayang juga memberikan kesan menonjol.
Unsur wanda
Unsur wanda (karakter) menggambarkan watak dasar dan lahir batin wayang pada kondisi mental tertentu. Watak dasar dilukiskan dengan pola pada mata, hidung, mulut, warna wajah, posisi dan perbandingan ukuran tubuh, serta suara yang dibawakan oleh dalang. Adapun suasana batin tokoh wayang dilukiskan dengan raut muka, nuansa warna, proporsi panjang garis yang menghubungkan titik-titik tertentu pada tubuhnya, serta besar kecilnya sudut tertentu.
Unsur ruang
Unsur ruang ditampilkan di dalam pertunjukan wayang yang bersifat tiga dimensi. Semua elemen dasar dan elemen estetis pada komposisi wayang menghasilkan bentuk dalam ruang yang berpengaruh pada waktu dan tenaga.
Unsur keseimbangan
Unsur keseimbangan atau simetris termasuk perangkat tidak teraga seni rupa yang dapat ditinjau secara menyeluruh pada pertunjukan wayang. Hal ini dapat dibuktikan karena pertunjukan wayang berupa gerakan tubuh yang dimainkan dalang.
Unsur klimaks
Unsur klimaks dalam seni rupa sebagai pusat perhatian atau fokus yang diperoleh melalui kontras atau variasi warna dan bentuk. Adapun klimaks dalam pertunjukan wayang dapat dilihat melalui alur dramatik yang menanjak sejak awal pertunjukan hingga akhir atau tancep kayon.
Unsur busana atau kostum
Busana atau kostum pada boneka wayang termasuk bagian dari seni rupa. Busana wayang yang digunakan tokoh tertentu mempunyai peranan simbolis sebagai alat bantu dalam menghidupkan perwatakan dan memberikan ruang gerak dalang secara utuh.
Unsur tata cahaya atau tata lampu (lighting)
Unsur tata cahaya atau tata lampu pada pertunjukan wayang digunakan sebagai alat untuk memunculkan bayang-bayang wayang di belakang layar, sebagai alat untuk menciptakan suasana pagelaran yang dikehendaki oleh dalang berdasarkan lakon dan adegan cerita.
Unsur dekorasi panggung
Fungsi dekorasi panggung pada pertunjukan wayang berkaitan dengan penataan tokoh-tokoh wayang. Susunan tokoh-tokoh wayang dilakukan dengan aturan tertentu.
Unsur tatahan
Unsur tatahan pada wayang paling menonjol di dalam pembuatan boneka wayang kulit yang menggunakan unsur-unsur seni rupa yang lain, meliputi unsur titik (tatahan bubukan) dan unsur garis (tatahan tratasan). Tatahan wayang dilakukan menggunakan tatah kuku dan tata lantas.
Hubungan Wayang dengan Seni dan Tradisi
Wayang merupakan media pertunjukan yang dapat memuat segala aspek kehidupan manusia. Wayang di dalamnya terkandung tatanan, yaitu suatu norma yang mengandung etika (moral). Norma tersebut disepakati dan dijadikan pedoman bagi para seniman dalang. Pertunjukan wayang memiliki aturan main beserta tata cara mendalang dan cara memainkan wayang secara turun-temurun dan menjadi tradisi. Lama-kelamaan tradisi tersebut akan menjadi sesuatu yang disepakati sebagai pedoman. Pertunjukan wayang juga termasuk teater total, yaitu menyajikan aspek seni secara total. Aspek tersebut, meliputi seni drama, seni musik, seni gerak tari, seni sastra, dan seni rupa. Dialog antartokoh (antawecana), ekspresi narasi (janturan, pocapan, dan carita), suluk, kombangan, dhodhogan, dan kepyakan juga
sebagai unsur-unsur penting dalam pendramaan dalam pertunjukan wayang.
Posting Komentar